Bandung, Mataperistiwa.id – Seperti yang kita ketahui, bahwa penyandang disabilitas termasuk kedalam kelompok masyarakat rentan untuk menjadi miskin karena berbagai hambatan yang dimilikinya. Baik hambatan internal misalnya rasa kurang percaya diri dari penyandang disabilitas, maupun hambatan eksternal yaitu lingkungan yang masih kurang ramah untuk disabilitas dan adanya stigma negatif dari masyarakat umum terhadap disabilitas.
Kemiskinan yang dialami oleh penyandang disabilitas karena terbatasnya peluang atau kesempatan yang bisa diakses oleh penyandang disabilitas. Menurut data Disnakertrans Provinsi Jawa Barat pada Pebruari 2021 angkatan kerja/usia produktif berjumlah 24.500.000 orang. Yang bekerja 22.310.000 orang (91,98%) , yang tidak bekerja 2.190.000 orang (8,92%).
Tetapi dari jumlah tersebut hanya 1.478 orang (0,07%) penyandang disabilitas yang bekerja disektor formal dari jumlah total penyandang disabilitas di Jawa Barat yakni sebanyak 23.566 orang (Sumber data Sistem Informasi Penyandang Disabilitas Kemensos) dan sisanya sebanyak 22.088 orang (99,93%) tidak bekerja. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, kelompok disabilitas memiliki risiko lebih terdampak dibanding kelompok masyarakat pada umumnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, baru-baru ini Cahaya Inklusi Indonesia Foundation bekerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia telah menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan bagi generasi muda disabilitas. Adapun kegiatan itu dilaksanakan selama 4 hari di salahsatu hotel di Kota Bandung.
“Pelatihan yang kami selenggarakan untuk pemuda disabilitas ini bertujuan untuk membangun motivasi kewirausahaan sukses untuk generasi muda disabilitas yang akan memulai menjadi wirausaha dan menguatkan kemampuan dan pengetahuan tambahan pemuda dengan disabilitas yang sudah menjadi pelaku wirausaha,” kata Muhammad Noor Hadi, Ketua Panitia Kegiatan kepada wartawan mataperistiwa.id saat ditemui di sela-sela pelatihan tersebut.
Hadi mengatakan itu kepada wartawan “Bahwa kegiatan ini diikuti oleh 50 orang peserta dari berbagai ragam disabilitas, diantaranya adalah mereka pemuda yang memiliki hambatan penglihatan, pendengaran dan fisik dan berasal dari Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat serta Kabupaten Sumedang.”
Sementara menurut Haryawan salah satu staff CAI, “Ada empat materi pokok yang diberikan kepada peserta, yakni materi motivasi untuk menjadi wirausaha tangguh, pemanfaatan teknologi digital marketing untuk meningkatkan penjualan produk peserta, strategi membangun usaha kecil serta cara mengakses anggaran atau modal untuk pengembangan usaha peserta. Untuk memberi kemudahan menyerap materi pelatihan bagi teman-teman tuli, CAI menyiapkan sarana juru bahasa isyarat dan sarana teks penterjemah berbasis web,” tambahnya.
“Tindak lanjut kegiatan pelatihan bagi generasi muda disabilitas ini, CAI bekerjasama dengan Diskuk Jawa Barat mengirimkan 50 peserta yang telah mengikuti pelatihan tersebut untuk mendapatkan NIB secara gratis dan fasilitas pelatihan lanjutan yang didukung oleh Kementerian Koperasi/ BKPM,” ujar Nandang Noor RH, selaku Dewan Pembina CAI saat dihubungi melalui telepon oleh wartawan mataperistiwa.id, pada Senin (13/12).
Nandang-pun mengatakan bahwa CAI akan terus membangun jaringan dengan semua pihak agar bisa mendukung kebutuhan generasi muda disabilitas untuk meraih mimpinya menjadi pengusaha muda yang sukses dan tangguh.
“CAI adalah bagian kecil dari masyarakat yang akan selalu terbuka untuk menjadi mitra Pemerintah dan swasta dalam melakukan program pemberdayaan bagi semua masyarakat tanpa kecuali. CAI memiliki visi turut berkontribusi membangun Jawa Barat Juara yang inklusif,” tegasnya.
Red***